Friday, March 15, 2013

Menulislah dengan Hati; Bukan Karena Pengen Materi

Fufufu.. udah 3 hari enggak nge-blog.. Ternyata si Galuh jadi kangen.


Ibarat peribahasa; buanglah sampah pada tempatnya.


Lho, hubungannya apa tuh Galuh; nge-blog sama sampah?


Hohoho.. makanya baca postingan si Galuh, ya.
Biar ngerti apa korelasi antara blog dan sampah.
(backsound: apa artinya korelasi???)

Sebenarnya, aku enggak niat nulis tentang 'materi' ini -sambil nunjuk judul postingan-. To be honest, sekarang aku lagi nulis postingan yang mau diikutkan lomba blog. Halah.. liat aja banner di samping kanan. Udah kupajang gede-gede ---> tunjuk banner hijau, persegi panjang, kalau masih tanya, walah super duper kebangetan :p

Tapi, ternyata nulisnya bikin capek tangan buat ngetik dan bikin otak capek buat mikir. Nah, makanya, aku mau curcol saja.
Ayo curhat dulu, cyinnn.. Rempong banget deh, eike.

Udah berapa lama aku nge-blog? Hmmm.. kalo lihat dari tahun pertama kali buat blog ini sih tahun 2011. Tapi, lamaaaaaaa banget enggak diisi. Kemudian aku pindah ke Wordpress. Selanjutnya, baru bulan Februari kemarin pindah lagi ke blogspot. Jadi, kalo ditanya gitu, aku bakal jawab baru sebulan aja. Dua tahun ke belakang itu cuma main-main. (Perjalanan lengkapku sebagai blogger bisa dibaca di sini, ya)

Tapi, walaupun  baru sebulan aku berusaha menjadi blogger yang sebenar-benarnya blogger *artinya harus rajin posting, aku udah suka nulis dari dulu. Dari kapan? Ya, dari bisa nulis alias waktu rambut masih jarang-jarang, gigi masih tonggos (bukannya sekarang, masih?), rambut masih poni atau kita istilahkan saja dengan zaman TK. Walaupun nulis A B C D aja, itu juga disebut nulis, kan?

Terus, karena lihat Nisa (kakakku) yang suka nulis diary, akhirnya aku juga ikut-ikutan. Dulu tuh beli diary yang ada gemboknya gitu plus gambar barbie-barbie. Yelah.. jangan heran. Eike kan cewek, cyinntt.. Padahal, bukannya ditulis tuh diary, malah lebih sering dipake minta biodata ceman-ceman sekelas. *masa yang membahagiakan 
Terus, pertanyaan tadi gimana Galuh?
Apa hubungannya blog sama sampah?   


Eitt.. sabar dulu ya, cyin. Keep reading! Okee??!


Nulis diary masih berlaku sampai masuk pesantren. Ya biasa. Kadang ada hal yang enggak bisa diceritakan ke orang lain, jadi sebagai pelampiasannya harus ditulis. *buat aku pribadi sih Kalo dibuka-buka tuh diary jadul, isinya curhatan cinta monyet semua, surat-suratan, terus pengalaman aneh lainnya yang tidak pantas diumbar di dunia nyata.

Sampai situ, aku cuma nulis sebagai pelampiasan aja. Yah, sekadar nulis-nulis hal ringan. Karena jujur, aku tidak terlalu suka nulis hal-hal yang berat macam Pak Haji bikin teks pidato hari Jumat.

Lalu, kenapa si Galuh tertarik buat nge-blog.
Lama-lama, jadi penasaran nih.

Aku mulai nge-blog tahun 2011 karena keisengan saja sebenarnya. Curhat-curhat kecil, dan makanya, selama dua tahun, blog ini tidak diurus *oh, maafkan aku, Bloggie

Tapi, walaupun aku enggak aktif nge-blog, aku mulai belajar nulis serius. Seperti di Kompasiana (ini link-nya), atau juga nulis opini di koran (walaupun sampai sekarang belum ada yang masuk), atau cuma nulis suara mahasiswa di koran daerah. 

Berkat menulis juga, aku dapat banyak pengalaman dan juga rezeki. Contohnya; terpilih jadi peserta Just Write di Jogja padahal yang daftar bejibun, sudah punya empat buku antologi, pernah juga jadi winner LKTI di kampus.

Ternyata, menulis itu bermanfaat sekali ya, Galuh.
Eike jadi pengen ikutan nulis, ah.

Salah satu hal yang paling adorable banget tentang tulis-menulis ini adalah jika tulisan kita dibaca orang dan ternyata, habis baca tulisan kita, orang tersebut manggut-manggut tanda tertarik.

Aku mau share tentang adorable thing ini. Jadi, kemarin-kemarin, aku sempat ketemu dosen fakultasku karena ada perlu. FYI, beliau punya sedikit sangkut paut dengan demonstrasi di kampusku kemarin. Dan, ternyata pas aku bilang namaku, beliau langsung respek dan bilang kalau baca tulisanku tentang demo kemarin. Yeah, aku memang sempat menulis di blog tentang kejadian demo kemarin (link-nya di sini) dan karena pengunjung blogku masih sedikit, jadi tulisannya ku copas ke Kompasiana (ini linknya juga :D) biar bisa dibaca banyak orang. Dan beliau baca di Kompasiana. Enggak nyangka aja, beliau sempat baca tulisan curcolku itu. I am so proud!!
Rasanya pasti cetar membahana ulala ya, Galuh.

Karena itulah, postingan kali ini kukasih judul yang sangat bijak sekali. *tepuktangan Menulis itu harus diawali dengan niat dari hati. Ya pasti, kalo enggak niat mana mungkin bisa nulis. Contohnya aja, nulis makalah. Kalo enggak niat, yah enggak jadi-jadi yang akibatnya membebankan teman seper-kelompok-an. *hayoo, siapa tuh

Terus, nulis juga jangan semata-mata pengen materi aja. Misalnya, nulis di koran biar dapat honor. Atau ikutan lomba blog sana-sini biar dapat gadget atau hadiah keren lainnya. IMO, boleh kita mengharapkan sesuatu, tapi jangan dijadikan sebagai dasar utama dari menulis.

Oh, ya, Galuh. Pertanyaan dari awal, nih.
Hubungannya blog sama sampah, apa coba?

Hmmm.. kenapa tadi aku bilang kalo aku lama enggak nulis di blog, terus kangen, terus ada peribahasa buang sampah? Sederhana aja, sih sebenarnya. Aku mulai belajar bahwa blog adalah tempat mencurahkan *ceileehh segala aspirasiku, menjadi memori kenangan buat kejadian-kejadian aneh, dan aku sangat bersyukur kalo ternyata ada yang baca postingan blog-ku dan itu bermanfaat buat dia.

Ya, segala aspirasi itu ibarat sampah buatku. Kadang ya, kita itu terlalu banyak ide. Ide-ide yang enggak disalurkan itu lantas terbuang sia-sia. Coba kalau dituliskan, setidaknya ide atau pikiran kita bisa dibaca orang lain dan enggak jadi sia-sia. Untuk itu, segala 'sampah' tersebut harus dibuang di wadah yang tepat, dan I mean itu adalah blog.
  
Dan karena urusan sampah inilah, si Galuh jadi galau dan bingung.

Karena menurutku menulis itu sangat penting, makanya ada satu hal yang aku heran banget dari dulu-dulu. Aku kenal banyak orang cerdas, kreatif dan pintar yang ide mereka itu brilian semua, lebih berharga dari sepatu Loubottin lah.

Cumaaaannnn.. yang jadi masalah, ide atau pikiran itu kebanyakan jadi sampah aja. Lha iya, pendapat cuma disampaikan lewat lisan, mana ada yang tahu kecuali yang denger? Apalagi buat dosen-dosenku. Aku kagum dengan pemikiran beliau yang sungguh sesuatu itu, tapi sayangnya, pemikiran itu cuma mampet di lisan aja. Akhirnya, enggak ada yang tau. Dan ujung-ujungnya, sia-sia.

Binggoo.. Si Galuh sekarang jadi bijak.

Because of that, aku menganggap menyampaikan ide lewat tulisan itu sangat berharga. Kan ada tuh pepatah berbunyi; lisan itu sementara, tulisan itu abadi. Jadi, walaupun aku nulisnya ceng ceremen kayak gini, semoga yang baca tergerak hatinya buat ikutan nulis.

The last, aku pengen nostalgia dikit. Banyak perubahan sejarah yang berawal dari tulisan. Seperti Kartini yang nulis surat buat sahabatnya sehingga jadi buku "Habis Gelap Terbitlah Terang", terus karakter Harry Potter yang dibayangkan aja dulu enggak pernah tapi sekarang jadi mendunia berkat novelnya yang ditulis J.K. Rowling, terus ada kejadian-kejadian besar yang bermula dari tulisan.

Jadi, bagi yang belum nulis, mulailah menulis. Siapa tahu dari tulisan kita, yang asalnya galau diputusin pacar, jadi ketawa. Siapa tahu dari tulisan kita, ada manfaatnya buat yang baca. Siapa tahu dari tulisan kita yang cuma curhat-curhatan biasa, ternyata yang baca punya masalah yang sama dan berkat tulisan kita, menemukan solusinya. Siapa tahu dari tulisan kita tentang ide-ide aneh yang nyentrik, yang kita pikir enggak mungkin tercapai, ternyata ada yang baca dan bisa mewujudkannya.

Begitulah pesan singkat dari si Galuh malam ini.
Tetap menulis, ya ceman-ceman.


Dan ingat, menulis itu pekerjaan hati lo, ya.

Biarkan tangan kamu menuntunnya. *puitis


Oke.. oke..
 "Top markotop, jos gandos, kotos-kotos".


Bye.. bye..

7 comments:

  1. wahh ... Kangen-kangenan ya siss ... :)

    Follow back ...
    ►► http://www.adadeny.com

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yah, begitulah :)

      Oke, segera difolbek yaa..

      Salam Blogger :D

      Delete
  2. Wah., menarik sob., ceritanya.,
    keren.,
    lanjutkan terus menulisnya.,
    salam kenal ya sob.,
    kalau berminat polbek ya sob.,

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasihh.. sudah folbek yaa :)

      Salam kenal juga ..

      Delete
  3. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  4. Terus menulis yah :) jadikan semangat menulis sebagai anugerah yang harus disyukuri dan berharap dapat bermanfaat kepada orang lain, amin :) Salam bloggers :P

    ReplyDelete
    Replies
    1. Siiipp..

      Keep calm and still writing :D

      Salam blogger juga :)

      Delete