Monday, May 20, 2013

Study Tour I Am President: si Galuh Banjar Lebay di Dubai #Part 1

Wohoooo.. apa kabar semuanyaaaaa???


I really really really miss youuuuuu so much, my blog!!! 

Demi Tuhaaaannnnnnnn!!! *prak.. prak.. prak..

Apa kabar dunia blogger? Enggak nyadar, aku sudah melewatkan Sumpah Palapa-ku ketika aku ulangtahun (seperti yang tertulis di sini) untuk setia mengisi blog ini minimal 2 kali sebulan *Omaigattt, I'm so so sorry :(

Postingan terakhir kutulis tanggal 15 Maret, berarti aku sudah absen 2 bulan 4 hari. Ibarat kata; kalo aku PNS, aku sudah dipensiunkan sejak lama. Haisshhh.. Dan dalam waktu 2 bulan ini, banyaaaaaakkkkk sekali yang sebenarnya pengen kutulis, tapiiiiiii.. yeahh, I gonna be lazy :p

Wahhhh.. jadi enggak sabar, nih!
Pengen tahu; si Galuh ngapain aja selama 2 bulan??


Uhukk *batuk dulu

Hoho.. sabar para fansku. Keep calm and enjoy my blog!
*gaya mafia Cina

Jadi, salah satu hal yang akhirnya bisa kuwujudkan di tahun 2013 ini adalah: pergi ke luar negeri GRATISSSSS!! #akuanakalay #enggakmaupamer #cumapengenngasihtau #halah Baik, kuulangi sekali lagi: pergi ke Luar Negeri G-R-A-T-I-S #sekarangkalem

Alhamdulillah, segala puji kuhaturkan kepada Allah SWT yang telah memberikanku kesempatan dan anugerah tiada henti setiap hari *say hamdallah. Salah satunya adalah mengizinkan aku menginjak negara yang berada dalam jajaran perekonomian termaju di dunia; this is Dubai.

Hello Dubai (www.arabiangazette.com)

Lah, ngapain si Galuh ke Dubai??
Jangan-jangan putus asa sama skripshit, terus kabur jadi TKI, yaa??

Oalah, enak aja. Ya kagak lah!!
Soal skripshit, gue pantang menyerah!! *lalu ketawa setan

Lalu, dalam rangka apa aku ke Dubai? Tenang, yang pasti aku belum memikirkan untuk pindah kewarganegaraan, jadi untuk para fansku; STOP bersedih. *langsung muntah

Sesuai dengan judul postingan kali ini, aku ke Dubai murni untuk Study Tour I Am President. Yeahh, apa itu I Am President? Mengapa harus ke Dubai? Kenapa harus Study Tour jauh-jauh ke luar negeri? Dan seabrek pertanyaan lainnya, pasti ada di benak para pembaca yang budiman.

Secara singkat, I Am President adalah acara Reality Show kepemimpinan yang digagas oleh Dr. Asmi Morsidi, seorang investor berkewarganegaraan Malaysia tapi memiliki kepedulian besar untuk mewujudkan jiwa pemimpin di kalangan anak muda Indonesia. *yahh, secara singkatnya begitu lah, ya atau kalo mau lebih lengkap, baca di sini

Nah, eniwei beidewei, kalo aku cerita tentang I Am President, pasti enggak bakalan cukup cuman satu  atau dua paragraf. I promise; aku akan bikin satu tulisan khusus tentang apa itu I Am President dan bagaimana program ini menjadi kunci emas buat aku pergi ke Dubai. *kelingking tangan tanda berjanji

Bener, ya. Ditunggu ceritanya, Galuh!

Oke.. oke.. Suer deh!!

So, perjalanan ini dimulai dari tanggal 21 April yang bertepatan dengan Hari Ibu Kita Kartini Puteri Sejati Harum Namanya; sampe tanggal 28 April. FYI, dari 41 finalis yang sudah bertanding di Jakarta tanggal 24 Maret-02 April, akhirnya ada 10 finalis yang berangkat ke United Arab Emirates. 

Jeng.. jeng.. jeng.. inilah dia para personilnya:
  

Supaya afdol, sini si Galuh kenalin satu-satu!!

Mari mulai dari kiri ke kanan :D

Yang pertama namanya Pak Yandi Chow. Ini soulmatenya Mbak Yenyen; salah satu kontestan juga. Pengusaha dari Pontianak dan punya misi: Membawa Indonesia menjadi Surga Dunia. Lucu banget, dah si bapak kalo udah pidato. 

Sebelahnya, pak Agung Giantoro. Waktu eliminasi pertama, sebenarnya pak Agung sudah tersisih tapi berkat wild card dari Dewan Juri, pak Agung akhirnya melaju sampai ke 10 besar. Beliau mantan aktivis '98, jadi kalo pidato, persis orator yang sering di depan pas ada demonstrasi. Kuliahnya pindah-pindah dan enggak pernah selesai. Dijuluki kontestan lain sebagai kamus berjalan. Hampir semua data-data yang perlu angka, pak Agung tau. Ckckckck..

Lanjut, pak Baban Sarbana. Ini bapak kocak abis. Ngasih julukan buat aku; Nenek Gayung dan menurut beliau, ada sekuelnya tuh, yaitu ---> Kakek Ember :3 Pak Baban tiap tahun ke luar negeri gratis dan menurutnya, ke Dubai kali ini adalah jatah di tahun 2013. Punya yayasan Yatim Online dan dari caranya berpidato, terlihat seperti motivator sekelas Mario Bross. *kalem

Next, kak Saiful. Kalo pidato, satu studio bakal tepuk tangan. Kenapa? Karena dia pidato dengan cara yang khas sekali; syahdu menghanyutkan. Sulit lah digambarkan. Komunitas alay yang disewa buat nonton I Am President pasti suka teriak-teriak enggak jelas kalo ka Iful yang nyanyi pidato. Cumaaannn.. yang teriak kok cowok semua. Jangan-jangan....

Terus, bang Mudrikan atau yang biasa kupanggil ka Ikan. Mahasiswa abadi (entah berapa semester) di UnHas, Makassar. Nyambi jadi penyiar di radio dan juga pembaca berita kawakan di Fajar TV. Beliau adalah salah satu inspirasiku untuk terus berprestasi *sapuingus. Aku kenal ka Ikan sudah sejak lama di FB. Dia juga yang banyak ngasih inspirasi dan ide ketika aku pengen ndaftar beasiswa SUSI. Oh, ya, dia adalah Furqan yang tertunda karena harus merelakan peran itu untuk Andi Arsyil Rahman *audisiyangtertunda

Dan, ini dia Sherly Annavita. Temenku satu-satunya cewek *lalu berpelukan. Mahasiswa Paramadina jurusan HI asli Aceh, dan kalo pernah lihat ANTV, pasti familiar dengan wajahnya. Yap, dia salah satu kontestan Dai Muda Pilihan. Ikut I Am President di pra audisi sebagai peserta undangan. Banyak yang bilang mirip aku. Hehhee.. seneng aja sih, padahal... *hello, lihat perbedaan hidung, bu :3

Srikandi kedua, tret.. tret.. tret.. *drum sounds Yah, you know lah sama eike *kedip mata Mahasiswa ababil bin alay tapi alhamdulillah, masih hidup. Enggak tahu, ketiban durian segede apa sehingga fotonya bisa majang di tengah-tengah 9 orang hebat. *bersyukur

Lalu, pak Heard Runtuwene. Ketua Panwaslu Manado, dan sering bolak-balik Jakarta karena kuliah S3 di UI. Kalo aku liat pak Heard, jadinya ingat Soekarno, apalagi pak Heard sering pidato dengan jas putih dan selalu bilang di awal pidatonya; "Merdeka.. Merdeka." Untung enggak pake acara gebrak meja, takutnya Arya Wiguna tersaingi.

Lagi, ka Faisal Kamil. Entah kenapa, tiap kali ikut event di mana pun, pasti ada orang mirip-mirip ka Faisal nih. Besar, gede, ngomongnya lucu. Tapi, sudah dah. Kalo pidato, persis dosen Ilmu Sosial dan Hukum. Secara, jurusannya itu. Jadi, desentralisasi, sentralisasi, inulisasi, ka Ical semuanya ngerti. Kuliah di UGM, tapi tinggal di Jakarta. Jadi, seneng banget kalo audisi di Jakarta, dia bisa sekalian pulang kampung.

Terakhir, Gus Rizal. Aku dan pak Rizal sama-sama perwakilan dari Surabaya yang bisa lolos sampai 10 besar. Dan juga, sama-sama dari IAIN Sunan Ampel, walaupun aku mahasiswa dan pak Rizal asisten dosen :p Yeahhh, dilihat dari gaya dan perawakan, pak Rizal memang mirip sekali Gusdur. Dan ternyata, pak Rizal memang berasal dari Jombang. Cakeepppp...

Hoshh.. hoshh.. capek juga, ya ternyata.
Padahal baru nulis biodata, nih. Belum catatan perjalanan *nyeduh kopi


Tapi, tenaaaaanngggg.. 
Si Galuh sudah bertekad harus menyelesaikan postingan malam ini.
*iket kepala

Total yang berangkat Study Tour kali ini ada 21 orang. Siapa aja ntuh? Ada 10 orang finalis, dan 11 orang panitia. Supaya postingan ini tidak terkesan sebagai buku biodata buat kenang-kenangan mau wisudaan, panitia akan diperkenalkan satu persatu dalam postingan. Okeyyy...
And, let's start the dramatical story!!

FYI, karena ada 8 hari yang harus diceritakan, dan enggak mungkin 
dibikin dalam satu postingan, jadi aku bakal cerita menjadi beberapa episode. 
Yeahhh, mungkin ada 3 part, 5 part atau 7 part. Siapa tau?

First Day : Minggu, 21 April 2013 (Welcome to Dubai) -nyempil dikit ya, Jumat sama Sabtu-

Sesuai dengan amanat Mbak Nuri, sekretaris PT CMG Global, bahwa Study Tour akan dilaksanakan satu minggu dan kemudian dilanjutkan dengan Penyisihan 15 Finalis ke 5 Besar dua minggu berikutnya sampai tanggal 9 Mei. Tapi, apa lacur, ternyata malam Jumat, waktu aku sedang pusing fitting baju apa aja yang mau dibawa, SMS masuk. Dan isinya ngasih tau kalo syuting dan karantina ditunda. Ya sutralah, daripada ke Dubainya yang ditunda. *eh

Sebelumnya, hari Jumat, jadwal aku harus berangkat ke bandara Juanda, aku masih rempong ngurus sana-sini di Rektorat. Ampunnnn, deh. Cucyok, cyin. Rempongnya ngalahin mau ketemu pejabat. Oh, ya, ngapain aku ke Rektorat? Ehmmm.. sederhana. Sebagai mahasiswa kere yang mengandalkan uang terbatas di BTN, jadinya harus pasang muka secerah mungkin persis sales perusahaan jamu ke Rektorat. Yeahh, you know what I mean.

Setelah terkatung-katung dari pagi sampai sore, akhirnya jam 3 semua urusan selesai. Siap-siap bentar, dan jam 4 sore, aku pamitan sama teman-teman asrama; mohon doa supaya lancar. *Amiinnn.. 

Dengan maskapai kesayangan; Sr**i*a*a Air, akhirnya nyampe juga di Jakarta jam setengah 9 malam. Langsung ke rumah Uwa Nada di Kebon Jeruk, dan ngooookkk.. molor bagaikan kebo bunting lagi hibernasi.
Keesokan harinya...

Walaupun hari Sabtu, rumah Uwa tetap sepi. Uwa ada urusan di MUI, ka Nada kerja di Metro TV, dan jadinya aku cuma nungguin rumah sambil download video-video kagak penting punyanya Raditya Dika.

It's really boring!!

Karena koper yang kubawa dari Jakarta terlalu besar, akhirnya kutukar dengan koper Uwa. Agak kecil, tapi, ya, gampanglah. Di sana kan tinggal beli koper baru. Kekekeke *lalu ketawa setan 

Jam 6 sore, aku baru berangkat ke Hotel Pop!, hotel dekat bandara yang jadi lokasi ngumpul. Eniwei, aku lupa kalo Jekardaaahh jam segitu macet total. Dan, hikss.. lumayan sakit hati waktu bayar argo taksi T_T
Kamarnya futuristik sekali, kamar mandi aja kayak kapsul
(www.asiarooms.com)
Di restoran hotel, ternyata sudah banyak yang ngumpul. Aarrgghhh.. sumpah kangen banget sama bapak-bapak yang gokil abis dan juga panitia yang syaik-syaik. *bighug Sewaktu meeting, kami di-briefing oleh ka Azzam -anaknya Pak Asmi- tentang jadwal keberangkatan, apa aja yang harus dilakukan di imigrasi dan anything else. Dan, kami cuma numpang istirahat sebentar di hotel, karena jam 2 dinihari  sudah harus berangkat ke Bandara Soeta.

Kepagian? Mungkin, kalo berangkat sendirian. Walaupun jadwal keberangkatan sebenarnya jam setengah 8, tapi siapa yang mau ketinggalan pesawat ke Dubai? Oke, kalo cuman ketinggalan dari Surabaya pengen ke Jakarta *pengalaman, tapi ini.. Aisshhhh.. bayar tiket ulang sama dengan jual sawah di kampung. :3

Setengah sadar, setengah ngorok, akhirnya rombongan tenaga kerja Study Tour berangkat juga. Nyampe Bandara Soeta, masih sepiii sekali. Tukang sapu masih ngebersihin sampah-sampah, resto-resto belum ada yang buka. Di bandara, ada ka Ikan yang baru datang jam 11 malam, jadi daripada pergi ke hotel, dia milih nunggu di bandara.

Dan.. eng.. ing.. eng.. Narsis dulu sebelum berangkat..

Eyaaaa...

Sumpah, ini bukan koper-koper jamaah haji.

Selesai urusan check in, boarding pass, imigrasi dan semacamnya, urusan perut jadi penting. Dan, ohh.. 
nasi lalapan pagi itu di Old Town White Coffe Restaurant menjadi begitu syahdu rasanya. ---------> langsung ngeces

FYI, penerbangan kali ini menggunakan Emirates Airlines EK 369. Ini kali kedua aku menggunakan maskapai punya UAE. Dulu, ketika naik haji tahun 2009, pake Ettihad punyanya Abu Dhabi. Dan, pas lihat harga tiket langsung manggut-manggut. Yah, tiket PP setara lah dengan beli motor baru.
Pas foto di paspor 'terpaksa' diganti eskrim. Wkwkwk..
Harga tiket (belum termasuk visa dan airport tax) senilai USD 1426,20 atau Rp 14.262.000,-
Di pesawat, aku dapat nomor seat 41 K, deretan kursi pojok kanan, yang untungnya dekat jendela. Biar bisa lihat-lihat sekalian foto-foto. *ababil Di sampingku ada pak Rizal dan ka Iful. Yah, dan untunglah cuaca pagi itu cerah sekali.

Pramugari like Boneka Susan
Tau, kan, ya, kalo pesawat kapasitas besar kursinya ada 3 deret dan masing-masing deretan ada 3 kursi. Jadi, totalnya ada 9 kursi dalam 1 baris. Total penumpang? Maaf, saya bukan pramugari *lalukibasponi

Baru masuk pesawat, as usual dalam penerbangan internasional, pramugari cantik-cantik seperti boneka Arab, langsung bagiin handuk hangat buat ngelap muka. *Awas, bukan buat ngelap ingus! 

Maruk dalam pesawat
Dan selama 8 jam penerbangan, aku ngapain aja? Simpel. Lihat film; tidur; toilet; makan; minta kopi panas; toilet lagi; minta mie gelas; nonton film lagi; makan lagi; terus ngorok. Hehehe..

Eniwei, ini adalah kali pertama aku berani menggunakan toilet dalam pesawat. Entah kenapa, paling anti pake toilet pesawat. Sudah airnya terbatas, pake tissue lagi. Tapi, pas dicobain enak juga ternyata. Malah, ada handbody sama parfum dalam toilet. Ckckck... Yang penting kalo aku mah, sebelum pake toilet harus dilap bersih-bersih pake tissue terus dipakain paper khusus yang bungkus toiletnya. Yah, agak sulit sih dijelasin.

Dan akhirnya, jam 15.30 waktu Jakarta atau 12.30 waktu Dubai (perbedaan waktu di Dubai 3 jam lebih lambat dibanding Jakarta), pesawat landing juga. Dan tahulah, ya, kalo pesawat luar negeri itu landing, mulusssss sekali. Beda dengan pesawat yang gradak-gruduk kalo rodanya baru nyentuh tanah. *sepertinya tidak usah dijelaskan lagi nama pesawatnya  


Look at the outside your window and you will find City of Doll
Untuk penerbangan internasional, kita turun di Terminal 3 Dubai International Airport. Tau kan, kalo bandara sekelas Arab pasti sudah canggih sekali. Untuk bagasi, misalnya, secara otomatis dijalankan dari bawah dan dibagi berdasarkan nomor bagasi. Jadi mikir, Indonesia kapan ya??

Yang menarik, pas di imigrasi, aku yang paling lama diinterogasi. Ceritanya, mbak-mbak Arab itu pake bahasa Inggris dulu, nyuruh aku ngadep kamera buat scanning mata. Terus kuajak ngomong pake bahasa Arab. Eh, dianya nyerocos pake bahasa Arab 'ammiyah gitu. Tolong!!! Gue kagak ngerti. Jadinya, ku bilang aja, "Afwan, takallamtu biilughah al 'arabiyah fushah." *langsung ngerasa jadi Arab nyasar Dan ternyata, si Madam lancar juga ngomong pake bahasa Arab fushah-nya. Ngobrol ke sana ke mari lah. Dari asal sampe cuma ketawa ketiwi doang. *Note: Jadi semakin pengen belajar bahasa-bahasa negara lain, biar entar kalo keluar negeri lagi (Amiinnn) bisa enjoy ngomong ma bule.  

Dan ternyata.. keluar dari bandara, ada yang membuat si Galuh dan ceman-ceman..
So surprising!!

Selesai semua urusan, pak Asmi sudah siap menyambut. Dan.. omaigatt.. sebenarnya ini sudah dibilang ketika briefing di Jakarta, tapi melihat secara langsung tetap aja bikin s-p-e-e-c-h-l-e-s-s.

What is it? Kami dijemput pake Unique Limo Hummer -limousine panjannnnnggggg yang di belakangnya ada tulisan James Bond 007-. Akhirnya, setelah 21 tahun terlahir di dunia, bisa juga ngerasain mobil cetarrr membahana James Bond di Skyfall *backsound: Adelle with Skyfall sambil nangis di bawah shower

Udah berasa di diskotik; lengkap dengan lampu dan gelas panjang.
Tapi, muka baru sekali naik Limo memang enggak bisa dibohongi. *kentara
(foto taken by ka Nano) 
Dan sepanjang perjalanan, kami disuguhi pemandangan Dubai yang subhanallah.. luar biasa bersihnya. Aku sama sekali enggak ada ngeliat sampah, walau cuma bungkus permen aja. Dan ternyata, meludah di Dubai saja didenda 500 dirham (setara Rp 1.500.000,-) apalagi kalo buang sampah. Kesadaran masyarakat untuk peduli lingkungan sudah ditanamkan sejak dini.

Dubai terbagi menjadi 2 bagian; ada Old Dubai dan New Dubai. Old Dubai adalah bagian Dubai yang bangunan asli kota Dubai masih dipertahankan. Tapi, jangan salah. Menurutku tidak terlihat kuno, tapi terlihat seksehhh plus ada aura vintage-nya gitu. Sedangkan New Dubai sendiri adalah daerah dengan bangunan-bangunan tinggi, seperti area Burj Khalifa.

Di tengah perjalanan, Limo berhenti karena kami harus makan siang dulu. Di restoran khas Arabian, dengan nampan besar; nasi ukuran kuli; ayam ukuran kalkun; dan kambing yang diguling-guling. Lengkapp.. tapi, sayang, aku kurang doyan. Coba kalo di hadapan tuh nasi penyet ayam, mungkin aku sudah menjelma jadi kuli beneran. *tumben enggak selera makan

Sampe sekarang, aku enggak ngerti kenapa poseku kayak kucing yang lagi ngidam ikan asin punya tetangga. Parah.
(foto taken by Ka Nano)
Waktu makan, ka Liza dan Azim -anaknya pak Asmi- datang. Rupanya ka Liza yang jadi EO untuk acara kami di Dubai. Di situ, ka Liza juga bilang kalo kami bakal nginap di The Address Hotel yang posisinya samping Burj Khalifa. 

Selesai makan, Limo melaju kembali. Sudah keliatan sekali alay bin ababil bin norak dalam Limo. Foto-foto enggak jelas, cuman yah entah kenapa, biar naik mobil mahal, gayanya tetap kayak naik angkot tujuan DTC. *kalem

Lepas dari restoran yang berada di kawasan Old Dubai, bangunan-bangunan pencakar langit segera menyambut. Dan, hei, itu dia. Burj Khalifa berdiri angkuh sekali. Taman-taman bunga yang imut dengan warna pink *damn, kenapa mesti pink woyyy??, bunga putih dan juga bunga ungu terlihat subur. Herann.. teknologi apa yang dipakai Dubai sehingga ada bunga yang tumbuh di atas pasir; bukannya kaktus?

It's too kawaii. Pengen bawa pulang tamannya, terus ditaruh di depan Pesmi.
Eh, taunya, Limo berhenti di hotel mewah, lengkap dengan ajudan yang siap bukain pintu para wisatawan. Udah kasak-kusuk aja di dalam mobil, tapi celetukan yang paling nyelekit adalah, "Eh, itu orang di luar pasti nyangkanya yang di dalam Limo bos keren, ternyata pegawai katering semua." Aseemmm.. memang dengan baju seragam kami terlihat seperti pegawai katering. *ehhh 

Kami ada briefing dulu di kamar Pak Asmi yang ternyata adalah hotel di dalam hotel. Namanya saja bos, ya, jadi di dalam kamar hotel itu ada kamar lagi dan ruangannya luasssss sekali. Beidewei, ketika pak Asmi bilang harga kamar hotel, aku langsung ngeluarin kalkulator. Kata beliau, harga kamar hotel kami 3200 dirham per malam cuman karena dapat bantuan dari Konsulat Jenderal Indonesia, jadinya cuma bayar 2800 dirham. Hello, ayo kita hitung! 1 dirham kalo dihitung dalam rupiah berarti Rp 2.880,- jadi 3200 dirham setara dengan Rp 9.216.000,-. Waakkkksss.. itu harga per malam. Sedangkan kami nginap satu minggu. Ckckck.. kalo diuangkan, tiap hari aku bisa beli GalNote 10.1. 

Dan, ternyata, setelah kucek harga sebenarnya di Google, harga satu kamar di The Address Dubai Mall Hotel jauh lebih mahal lagi. Itu cuman harga buat kamar standar. Nah, kalo kamarnya suite class gitu, sementara kami make 5 kamar hotel (2 buat cewek dan 3 buat cowok) yang fasilitasnya beda-beda. Ngomongin harga emang bikin harus senantiasa bersyukur sama Allah. *say hamdallah  

Lihat harga; ambil kalkulator. *Pingsan (www.booking.com)
Sebelum balik ke kamar masing-masing, mulai dah para alayers ambil posisi. Dan view kamar Pak Asmi bagus sekali. Di balkonnya, langsung kelihatan Burj Khalifa.




Selesai foto-foto, mbak Nuri membagikan kunci kamar. Aku dapat room 2603, sekamar sama Sherly dan mbak Rara (wartawan dari Beritasatu.com). Eniwei, untuk ke hotel, ternyata harus melewati lantai 2 Dubai Mall, mall terbesar di dunia. Padahal mau masuk ke lobby hotel, cuma perlu jalan di lantai 2, enggak perlu naik-naik lagi. Tapi, masya Allah, ngelilingin satu lantai aja butuh waktu setengah jam. Gempor dah. Lengkap dengan geret-geret koper dan badan jetlag, sudah mau ngesot aja di lantai. Hehe..

Kalo jalan di mall ini, satu hari full enggak bakal cukup ngelilingin satu lantai.
(www.tridonic.com) 
Lepas dari penderitaan jalan setengah jam dan badan yang rempong, masuk kamar rasanya bener-bener. Emang pantas harganya 9 juta per malam, soalnya di dalam sudah kayak apartamen. Ada dapurnya lengkap dengan piring dan segala jenis panci, mesin cuci yang sampai aku pulang masih enggak ngerti makenya, bathroom yang luasnya setengah kamar, bedroom yang kayak magnet, dan pasti AC yang super dingin. Biarpun Dubai kala itu suhunya di atas 35 derajat, sampai aku pulang, jarang merasa panas berlebihan sperti di Surabaya.

Looks like my room (www.theaddress.com) 
Kitchen and tools (www.tripadvisor.com)
Mirip, tapi bathroom kamarku enggak kayak gini (www.tripadvisor.com)
Karena kami ada 3 orang, jadi minta 1 ekstra bed lagi buat mbak Rara. Sedangkan, aku dan Sherly habis shalat Ashar dan Zuhur yang di-jama' qashar dan tanpa sempat (mikir) mandi, langsung tergeletak dan terkapar di atas kasur. It's ngorok time..
Udah malam. Waktunya makaaaaaannnnn...

Sekitar jam 7, kami mau dinner di Dubai Mall. Kali ini, keliling satu lantai enggak terlalu capek karena udah istirahat dan tentu saja; mandi. Kami ngumpul di fountain Dubai Mall, dan seperti biasa, lanjootttt narsis.


Ciamik sekali air terjunnya. Enggak bisa dibayangin, kalo itu orang beneran yang lagi jumping (www.hopskipjumpashley.com)
Sempat keliling sebentar (cuman setengah jam), akhirnya nyampe juga di restoran Asian food gitu. Sebenernya, aku dan Sherly udah nahan ngantuk banget. Hei, ini udah jam 8 malam, artinya di Surabaya jam 11 dan di Banjarmasin jam 12 malam. Masih pertama-pertama, waktu rasanya masih berat menyesuaikan. Emang, kalo waktu tidur itu, mata udah terlatih *kedip-kedip

Well, aku udah lupa mesan apa, yang jelas pas makanan datang, aku shock. Woyyy, aku emang banyak makan, tapi enggak segini juga kali. *bisa ditebak porsinya gimana?

Pulang-pulang, mata udah sepet masih aja sempet foto. Burj Khalifa cakep sekali kalo malam. Lampunya wah, persis kayak tiang listrik yang kebanyakan watt.

Ignore my tired face; just look at the tower 
Hosshhh, akhirnya balik lagi ke kamar jam setengah 10. Langsung tarik selimut dan siap-siap bobo cantik. Eniwei, mata udah kayak zombie saking ngantuknya. Jalan udah sempoyongan dan lihat kasur, magnetnya langsung bereaksi. Ibarat kata, aku kutub negatif, kasur adalah kutub negatif.

Nah, begitulah agenda si Galuh di hari pertama.
Masih banyakkkkk lagi yang pengen di-share :)


Hohoho.. masih setia menunggu lanjutan episode 'Lebay di Dubai', kan?


Kamsahamida.. kamsahamida.. Sampai jumpa lagi di episode berikutnya.


Dadaahhhhh.. dadahhh.. see yaa..
Read More..