Wednesday, January 23, 2013

Rest in Peace My Lovely Brother; Mustafa Kamal (09 September 1992 – 18Januari 2013)

Rest In Peace My Brother; Mustafa Kamal(09 September 1992-18 Januari 2013)
Rest In Peace My Brother; Mustafa Kamal
(09 September 1992-18 Januari 2013)

Aku                  : Napa lum tidur, sepupu?

Sepupu            : Lum ngantuk. Eh, sepupu tau novel Pocong, nggak?

Aku                  : Eh, apaan tuh? Ga tau.

Sepupu            : Jadi, ada Pocong yang ngarang novel.

Aku                  : Ihh.. Nakut2in aja nih orang. Udah malam, nih >_<

Sepupu            : Ya elah, beneran. Ceritanya ada orang yang punya akun di Twitter, namanya Pocong. Terus, dia tuh suka bikin tweet2 lucu gitu, dan orang suka. Jadi, dia ngarang novel dan laku banget. Kemaren aja gw mau beli, udah abis di Gramed se-Jakarta. Kalo ada di Surabaya, beliin ya, sepupu? Ntar gw ganti dah duitnya.

Percakapan ini kurang lebih terjadi setahun yang lalu. Saat novel Pocong Juga Pocong sedang laris di pasaran. Dan, yang mengenalkan novel ini, adalah sepupuku yang tinggal di Jakarta, named Mustafa Kamal. Setelahnya, aku langsung googling dan ulala.. ternyata memang aku yang ketinggalan zaman. Ga tau, kalo @poconggg udah terkenal banget di seantero dunia maya.

Begitu juga ketika aku pulang dari Malaysia tahun 2011, habis traveling ngunjungin ka Desi sekeluarga. Karena tiket pulang tidak langsung mengantarkanku ke Surabaya, tapi ke Jakarta, maka sepupuku yang baik ini selalu bersedia menjemput. Jujur, aku udah lupa bentuk wajah apalagi mukanya. Terakhir kami ketemu, sepertinya tahun 2009. Waktu itu, aku ngunjungin dia di DN (Darun Najah), karena dia emang mondok di sana.

Sepupuku ini memang baik dan nyambung kalau diajak ngobrol. Tak heran, karena kami seumuran. Tapi, dia selalu dipanggil Adek di keluarga besar. Karena memang di keluarganya, dia anak bungsu. Dulu, aku juga manggil dia Adek. Tapi, habis masuk kuliah, aku selalu manggil dia Sepupu.

Karena dia tinggal di Jakarta, jarang sekali dia pulang kampung ke Kalimantan. Dia juga ga terlalu bisa bahasa Banjar, padahal aku selalu ngejekin dia, “Eh, sepupu, muka kamu tuh kayak orang Hulu Sungai asli. Napa lu ga bisa ngomong Banjar?” Dan, dia pasti ngebantah.

Oh, ya, Sepupu juga yang ngenalin novel 5 CM. Waktu habis beli hape di Jakarta (and you know Sepupu, sekarang Galaxy Ace yang kita beli dulu, juga udah ilang. Aku memang bakat ngilangin hape, ya :p) , kami mampir ke Mall yang ada Gramedia-nya. Dan, Sepupu bilang, kalo novel 5 CM keren abis. But, aku ga tau, apa Sepupu sempat nonton filmnya atau enggak. Ternyata, filmnya lebih keren daripada bukunya, Sepupu :(

Dan, setelah itu, komunikasi kita hanya via Whatsapp. Sepupu sering curhat, “Kapan ya, aku punya pacar?” Atau kalau nggak, suka bilang mau tobat. Ga mau ngerokok lagi. Ga mau bolos lagi. Ga mau ngecewain Papah lagi.

Firasat mungkin, karena sebulan yang lalu, aku ke Jakarta. Tanggal 16-18 Desember, unfortunately aku enggak bisa ke rumah Sepupu. Padahal, udah pede aja minta jemput. Tapi, ternyata jadwalnya padat sekali di XL, dan berat hati sekali, aku enggak bisa ke rumah. Padahal waktu itu, Uwa Nada, ayahnya Sepupu habis operasi mata.

Dan kurang lebih tiga Minggu yang lalu, ka Nada nge-upload foto Sepupu di Rumah Sakit via Instagram. Hei, what’s up, Sepupu? Kamu sakit paru, kata ka Nada. Doa-doa pun langsung kurapalkan. Jelas. Kalau kamu sakit, aku main sama siapa di Jakarta? 

Kemarin, tanggal 18 Januari, hari Jumat yang mendung jam 15.30 lewat, Mama nelpon. Saat ada acara English Class di XL Center, dan untunglah waktu istirahat. Kamal meninggal, kata Mama. :( Aku langsung kaget. Dan spontan bertanya, kenapa? Bukankah satu bulan yang lalu kita baru saja SMS an? Kamu pergi terlalu cepat, Sepupu. 

Alhamdulillah, Sepupu meninggal hari Jumat. Semoga ini pertanda baik, karena memang, Sepupu orang baik, sangat baik malah. Allah lebih sayang kamu, Sepupu. Dan kamu pasti senang, karena udah ketemu Mama Ugi di surga.
Rest in Peace, Sepupu.
You are not only my cousin, but also my brother.  

No comments:

Post a Comment