Tuesday, June 18, 2013

Study Tour I Am President: si Galuh Banjar Lebay di Dubai #Part 2

Hohoho.. selamat datang kembali di blog si Galuh!!

Sudah kangen kah? Sudah rindu kah?

Sutralah.. meskipun kagak ada yang kangen, si Galuh tetap akan bercerita!!

Tetap di episode 'Lebay di Dubai', ya ceman-ceman..


Senin, 22 April 2013 (Dubai City Tour)

Pagi dari Dubaii!!!! Setelah ngorok kurang lebih enam jam -agak kaget karena alarm bunyi jam 2 pagi (karena settingan belum dirubah berdasarkan waktu Dubai)-, tapi luar biasa masih tidak percaya sudah berada di belahan dunia yang lain.
Dubai jam 5 pagi
Hari ini agendanya adalah Dubai City Tour; jadi kami akan diajak keliling Dubai dengan menggunakan bus tingkat khusus untuk para wisatawan. Tapi sebelumnya, ada breakfast dulu di restoran hotel. Lumayan makanannya. Lumayan banyak dan lumayan bikin bingung milih. Tapi ada satu hal yang kuambil pelajaran; jangan nilai sesuatu dari bungkusnya.
Dari sekian banyak makanan, yang habis cuma susu, jus, roti, salmon, sosis #eh, berarti habis semua, dong :p
Jam setengah 9, kami sudah siap cabut. Sebelumnya, ada briefing dulu di lobby hotel Pak Asmi. Jadi, hotel kami tuh beda sama hotel Bapak -red: panggilan dariku buat pak Asmi-, tapi cuman dipisahkan sama jembatan. Nah, dari jembatan ini kita bisa ngelihat view Burj Khalifa dan sekitarnya. Pokoknya, beutipul banget, lah! 

Nah, yang memandu jalan-jalan kali ini ka Liza (anak tertua Pak Asmi), si Azim (anak Bapak juga, baru lulus SMA, tapi tinggi sekali), dan Fatin (orang Malaysia, kuliah di Dubai dan asisten ka Liza). Bapak-bapak pada heboh tuh lihat si Fatin. Langsung nyambung-nyambungin ke Fatin X Factor aja. Emang cakep, sih. Sayangnya, walaupun para bapak yang Fatinistic sudah heboh cerita tentang Fatin, ternyata dia enggak kenal. Hehee.. #melas

Lihat perbedaan tingginya, padahal aku sudah make high heels 12 cm #terimatakdir
Well, untuk Dubai City Tour, ternyata ada  bus khusus yang disediakan untuk wisatawan. Jadi, kita harus jalan kaki dulu nyebrang dari hotel, terus nunggu sebentar. Oh, ya, di sini para wisatawan tertib sekali. Nyebrang sesuai dengan warna lampu, terus jangan harap ada bunyi klakson. Tahukah kamu para pembaca blog yang budiman, aku pikir klakson diciptakan khusus untuk orang Indonesia. Mau tahu kenapa? Karena, kalo di Luar Negeri, apalagi sekelas Dubai, klakson tuh jaraaaaaannggg banget kedengaran. Ngapain bunyiin klakson, kalo semua warga tahu kalo lampu merah itu artinya BERHENTI? Beda kan kalo di Indonesia, masih 20 detik lagi, sudah tiiiiittt.. tiiittt.. #mungkinklaksonnyabocor #prasangkabaik
 
Woooww.. kayaknya seru sekali ya, Galuh!
 
Beudddttttt.. pokoknya heboh, dah. Si Galuh aja bingung mau cerita.
Semuanya asyik bin TeOPe seh!! 

Bus khusus ini, layaknya bus pariwisata di Malaysia, adalah bus tingkat dengan model atap terbuka. Hussshhh.. angin berhembus kencang. Karena kami adalah pejuang-pejuang tangguh, yang sudah datang jauh-jauh dari Indonesia, rugi kalo enggak duduk di tingkat dua. Jadilah, para turis negara lain, bingung dengan segerombolan pasukan putih orange yang sepertinya -maaf- heboh sekali.

Inilah kehebohan yang terjadi:
Kacamata mana kacamata?? Tiga cewek heboh dan seorang laki-laki yang bengong-mengapa-ada-wanita-seperti-itu.. Haha .
 
Galuh.. mukamu 'sok' polos sekali *langsung mual

Sir Abdullah lagi konser
Di sepanjang jalan, tour guide -kalo enggak salah namanya Abdullah dan sempat-sempatnya ngaku dia kembaran Maher Zain-, menjelaskan tentang sejarah Dubai. Dia ngomong bahasa Inggris dengan aksen India, jadi aku agak dong-dong buat ngertiin omongan dia. Tapi yang jelas, dari yang aku tangkap; kalo Dubai itu terbagi dalam 2 kawasan (as I told you before in my latest post). So, Dubai itu enggak serta merta maju centereng kayak sekarang, tapi ada tahapnya, ada prosesnya. Jadi, bisa diambil mauidzahnya -ciyeee.. ustadzah-, bahwa Dubai aja bisa maju, apalagi Indonesia yang notabene luasnya dan penduduknya dan budayanya dan suku-sukunya berkali lipat dari Dubai.


Tempat pertama yang kami kunjungi adalah Dubai Museum. Pertama kali liat dari luar, langsung mikir, "Gilee.. ni museum kecil amat. Masa Dubai museumnya kayak gene? Udah tuh kayak kuno lagi; dari tanah." Buttttt.. setelah masuk, ternyata gue salah besar, pemirsaaahh!!!! Museumnya luas sekali, bahkan lengkap ada miniatur Dubai waktu musim panas, waktu musim dingin, di padang pasir, bla, bla, bla. Ruangannya ternyata make bawah tanah gitu. Benar-benar serasa masuk bioskop 3 dimensi. (Info lengkap, baca di sini.)

Numpang eksis dulu #noedit apalagi crop foto.. hahaha :D
Jadi pemirsaahhh blog akyu yang budiman, udah keliatan kan dari pintu masuk, kalo museum di Dubai ini benar-benar khas padang pasir. Dan setelah masuk pintu itu (liat foto atas), kita bakal disuguhin pemandangan kayak gene (tunjuk bawah; liat foto-foto berikut!)

Sumur penduduk Dubai
Perahu zaman dulu yang dipakai penduduk asli Dubai.
Sebenarnya, ada gambar meriam khas juga yang dipake penduduk asli Dubai. Tapi enggak sempat ngambil. Jadi, cuman sempat ngambil foto perahu di atas sama sumur doang. Bayangin tuh. Zaman sekarang aja mereka udah pake Lambhorghini sama Ferrari; padahal dulunya anak sampan juga. Ckckck.. #changin'sofast

Kasur zaman dulu
Puas melihat-lihat en foto-foto, perjalanan berlanjut ke ruangan yang lain. Ada ruangan khusus buat replika kamar orang Dubai dulu; masih pake kasur yang spreinya putih (kalo pernah ke Museum Sukarno di Blitar, kurang lebih sama seperti itu kasurnya), lengkap dengan tungku api de el el. Sayangnya, aku enggak sempat foto banyak:( Soalnya dikasih waktunya dikit dan masih banyak yang pengen dilihat. Enggak ketinggalan, gubuk dari daun kurma; tempat tinggal penduduk Dubai dulu. Ahh, pokoknya nyeni abis lah. Dijamin, dari The Address Dubai Mall Hotel yang jadi tempat nginap, pas diajak ke sini, langsung bengong. Hei, secepat itukah transformasi zaman berlalu?? #tandatanya

Siapakah aku?
Ruangan terakhir tapi sebenarnya yang paling seru adalah ruangan bawah tanah. Masuk pintu, kita langsung disambut burung awetan yang aku enggak tahu namanya.


Dan tangganya memutar ke bawah, menuju ruangan bawah tanah. Ada banyak sekali replika-replika yang menjelaskan Dubai zaman dahulu di sini; dari video transformasi Dubai dari masa ke masa, miniatur halaqah (teknik belajar) penduduk Dubai zaman dulu, miniatur pasar, miniatur toko jual bawang kurma, cengkeh, de el el. Yang paling sebel adalah di sini, manekinnya beneran kayak manusia. Ampun, dah! Tiap kali belokan, eh, tiba-tiba ada patung gede cowok Arab yang jenggotan panjang plus gamisan. Sumpah!! Bikin kaget :(

Video transformasi Dubai
Ada juga yang bikin lucu. Ada miniatur bapak tua Dubai pake mesin jahit. Heh.. bapak-bapak langsung protes. Masa mesin jahit di Dubai dibilang masa lalu, sih? Secara, kite-kite di Indonesia kan masih sering make. Hihihi.. Terus, ada juga di toko yang jual peralatan sehari-hari seperti sabun mandi, susu, sabun cuci. Aku liat mereka jual produk yang bakal bikin kaget kalo tau. Apa coba??!! Mereka jual RINSOOOOO.. Hah, zaman 1950-an, ternyata Rinso sudah masuk Dubai!!! Sumpehh.. sabun cuci kita ternyata eksis di luar negeri. #tepokdadaAriel #ehh

Yang paling keren adalah, waktu masuk miniatur Dubai seakan-akan padang pasir dan musim dingin. Wussshhh.. AC nya bener-bener disetel 16 derajat!!! Pasirnya beneran bikin kaki tenggelam. Dinginnya enggak kira-kira. Plus suara-suara menderu khas desert. Ada manekin unta, bahkan ada api unggun buatan. Absolutely awesome!!!
Belajar dari Dubai Museum hari ini adalah; mereka belajar dari mimpi, membingkainya dalam tekad dan mewujudkannya jadi nyata. Kalo lihat penjelasan di sana yang nerangin bahwa dulu Dubai is nothing, tapi sekarang; you never go to Dubai, so you are NOTHING!  
Kurang lebih satu setengah jam perjalanan, rombongan beranjak ke tempat lain. Dan fuck*ng damn.. di sepanjang jalan, aku liat taman bunga PINKKKKKK. Argghhh.. rasanya pengen kubawa pulang. Hikssss...


Sepanjang jalan, mata udah mulai terbiasa liat taman bunga beginian; warna ungu, putih, pink yang ditata jadi super duper cantik. Juga jalan yang luar biasa bersih, lalu lintas yang subhanallah rapi sekali; tanpa klakson, tanpa macet. Ehh.. di tengah perjalanan, sempet lihat mobil polisi kecelakaan. Beuhh.. aku belum bilang, ya. Kalo mobil polisi Dubai itu merknya Lamborghini, jadi kerasa jalan Dubai mirip ajang F1 tiap hari. Betewe, sayang banget tuh mobil polisi nabrak. 19 milyar, cyiinnn :*

Terowongan Mina.. hehe..
Lanjoot lagi dengan our journey. Akhirnya, tujuan kita udah nyampe deket Hotel Atlantis. Tau itu hotel apaan? Itu hotel futuristik banget banget banget. Adanya di tengah laut dan tengah bangunannya kayak gerbang. Di dalamnya ada air terjun. Pokoknya, emejing banget lah. So, seharusnya rombongan IAP itu nginap di Atlantis. Tapi, karena lokasinya terlalu jauh dari Burj Khalifa, jadi dipindahlah ke The Address Hotel. Nah, buat ke Atlantis ini, kita harus melewati terowongan panjang yang tekanannya ke telinga seperti gelombang ultrasonik. En yu know, terowongan itu persis di bawah laut. Jadi, pas keluar terowongan.. jeng.. jeng..


Udah kayak istana-istana raja Inggris
Sayangnya, bus enggak mampir-mampir. Jadi, cuman keliling sebentar, dan aku pun ambil foto seperlunya. Yang penting, aku udah pernah liat hotel bintang 5 setengah (ada ya, bintang lima 1/2, aku juga heran :3).

Keluarga Besar I Am President
View belakang; Burj Al 'Arab
Setelah puas liat-liat hotel Atlantis, bus membawa kami ke Jumeirah Beach. Pantai buatan Dubai yang luar biasa bening banget-banget-banget. Tau kenapa?? Karena ini, pantai buatan. Secara, Dubai itu negara pasir, bro. Liat aja noh di peta. Mana ada gambar pantai di sono?? Tapi, berkat kecanggihan teknologi, sepanjang pinggir kota Dubai, kita akan disuguhi laut-laut eksotis yang biru dan jernih. Kita enggak akan nemuin apa-apa di dasar laut, kecuali pasir putih. Pinggiran pantainya pun bersihhhhhh sekali. Tapi, hei. Tahukah Anda? Sejernih apapun laut mereka, tapi jauhhhhhhhhhhhh lebih indah laut punya Indonesia. Di mana lagi sih, kalo kita nyelam bisa liat terumbu karang seindah selain di Indonesia. Enggak bakal ada!!!! Karena itulah; AKU BANGGA JADI ANAK INDONESIA :D :D

Next, rombongan ke Saga World. Apa itu? Ya, biasa, mall gede dengan barang-barang branded. Coba deh, cek link-nya di sini. Daripada masuk mall yang isinya paling itu-itu aja, Louis Vuitton dekaka, aku sama Sherly asyik foto-foto di luar. Yah beginilah.. gifo alias gila foto, apalagi aku. #kalem    


Saga World adalah destinasi kita yang terakhir. Yeeeyyy.. pulang, dong?? Ternyata belum pemirsaaahh. Karena ini adalah Dubai City Tour, jadi kita juga harus ke Burj Khalifa lewat Dubai Mall. Padahal, demi apah coba. Hotel sendiri kan di dalam mall. Tebak coba kenapa aku misuh-misuh. Ini penyebabnya:

High heels pembawa petaka :(



Aku baru ngerti sekarang, kalo make sepatu high heels (lihat sepatu pojok kiri, yang haknya udah kayak bambu runcing), ya benar sekali, high heels itu SANGAT berbahaya, ceman-ceman. Pokoknya, pembunuh berdarah dingin. Dari jam 8 pagi sampai jam 5 sore make sepatu 12 cm ukuran 36 itu, kakiku langsung leceeetttt yang mengakibatkan aku harus nyeker ketika pulang -benar sekali, NYEKER- di mall terbesar di dunia. :( Ampuuuunnnn.. Diketawain sama Mas Denny en Mbak Icha (dia juga pake high heels, tapi bawa sepatu ganti; sedangkan aku lupa T_T). Dan selama seminggu di Dubai, aku cuma pake wedges atau sandal hotel ke mana-mana. Tobat gue tobat dari godaan sepatu hak tinggi yang terkutuk. Amiiinnn.. #ingat nyeker di Dubai Mall; untung enggak ada yang kenal

Dan pertunjukan terakhir yang aku lihat di Dubai City Tour ini adalah dancing water depan Burj Khalifa. Jadi, tiap jam 5 sore sama 7 malam, ada pertunjukan dancing water gitu, lo depan Burj Khalifa. Durasinya sekitar 3 - 4 menit. Kereeeennnn banget. Ada lagunya. Waktu itu, lagunya lagu Mandarin. Aku sempat sih ngerekam. Cumaaaannnn.. rekamannya kebalik gitu gambarnya. Mau mutar enggak bisa. :( #dasargaptek Bagi pemirsah blog yang budiman, search aja di Youtube kalo mau lihat dancing water depan Burj Khalifa. 

Akhirnya, kami balik ke kamar masing-masing dalam keadaan tak berdaya (terutama aku dan kakiku #nangis darah sambil ngurut kaki) sekitar jam setengah 6 sore. Habis berendam dan bersemedi di bawah air panas selama satu jam, aku langsung tidur. Sherly juga ikutan tidur. Dan akhirnya, kami kebablasan, enggak ikut dinner di luar. Hahaa.. Pokoknya, diingat-ingat, kemarin lebih pentingin hak mata daripada hak perut yang lagi konser.

Yah, begitulah pengalaman hari pertama di Dubai. Sangat capek dan melelahkan, tapi banyakkkk sekali pengalaman baru yang didapat. Terutama, kaki lecet, yang subhanallah masya Allah, luar biasa perih membahana. Inti dari segala inti, segala hal yang terjadi di hari ini, sudah tertuang dengan manis (eciyeee..) dan enggak mungkin bakal dilupain.
 
Baik pemirsah. Sepertinya, cukup sekian blog si Galuh kali ini.
 
Sampai berjumpa di episode selanjutnya.
Bye bye...

15 comments:

  1. baik is,, sukses banar sekarang lah,,doakan jua aku bisa kaya kam hiihihi :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Amiiinn.. mudahan dibari terus rezeki nah.. :) :)

      Kangen eh lawan bagian al falah.. pabila nih kita reunian??? mhadang lulusan s1 kah dlu nih??

      Delete
    2. aku nii kapan aja bisa..d banjar j jua begana..
      waah sayangnya aku kuliah kd mpe S1,,wuhaha,,jadi kd boleh umpat kena..besok nunu nikahan,, blik kah isna?

      Delete
    3. Hah.. bujuran kah si Gadis tuh nikah?? Lawan siapa, tie?? Penasaran nah..

      Nyata ae kd kawa bulik.. Aku PPL di sini T_T Awal Agustus hnyar bulik..

      Haha.. kdnya fankk.. kena reunian muntnya tkmpulan di Banjar .. :D

      Delete
    4. Bujur,,itu d fb nya neng geulis ada foto2nya..lawan presenter jar,,kd kenal jua :D

      waah..warga surabaya sekarang lah :D:D

      Delete
  2. Wow musium bawah tanah, hik keren banget, mana ada padang pasirnya lagi T,T Nah, aku baru nyadar kalau pantai di Dubai ternyata pantai buatan, Ya Allah kenapa msyarakat kita malah sering ngotorin pantai yawh, buang sampah sembarangan, rusak terumbu karang, hmmmmm sadarkanlah ya Allah dan jauhkanlah dari bencanamu :)
    Lah, di indonesia kecelakaan dimana2, di Dubai malah polisinya yg kecelakaan @,@ Btw aku tahu kenapa film fast furious gak mau syuting di Dubai, karena pada akhirnya ceritanya bakal singkat karena semua pemerannya bakal pada ketangkep di awal cerita karena polisinya pake Lamborghini semua :D"
    Horreee ternyata Rinso dipakai juga di Dubai dan dimuseumkan segala, Akhirnya ada yg paptut dibanggakan meski cuma sabun cuci >,< Alhamdulillah :D
    Btw orang - orang Dubai sana ada yg make sandal jepit kaga?? Kan enak tuh gak bikin telapak kaki sakit :P

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul banget.. sumpah keren demi Tuhan (minjam istilah bang Arya:p). Pantainya ada di mana-mana, sayang semuanya aspal (asli tapi palsu).. hehe..

      Iya ya.. bikin speechless liat Rinso di Museum Dubai. Hebat bener ya ekspansi sabun cuci kita zaman dulu?? Haha..

      Betul tuh.. kalo Fast Furious main di Dubai.. kalah cepet mobilnya sama mobil polisi :)

      Sandal jepit?? Kalo di hotel sih enggak ada, tapi kalo di souq (pasar tradisional) banyaakkkkkk.. Tapi enggak ada yang merknya swallow yaa :p :p

      Delete
  3. Wuih, keren kamu ist, udah ke dubai. Jadi iri aq, tapi aku yakin bisa ke Sydney besok-besok.. hehe.

    ReplyDelete
  4. TOP dehh buat temand q yg stu ne ^_^

    ReplyDelete